InvestigasiMabes.com | Jakarta – Kehadiran layanan Transjabodetabek memberikan solusi nyata dalam meningkatkan konektivitas kawasan Bodetabek dengan Jakarta. Dengan tersedianya moda transportasi umum langsung, masyarakat tak lagi bergantung pada kendaraan pribadi, yang selama ini menjadi penyebab utama kemacetan di Jabodetabek.
Evaluasi Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) 2023 mencatat bahwa cakupan layanan angkutan umum di wilayah Jabodetabek telah mencapai 54,30% dari total panjang jalan 16.799 km. Kecepatan rata-rata Transjabodetabek pun mencapai 26,9 km/jam, lebih tinggi dibandingkan kecepatan lalu lintas Jakarta saat jam sibuk yang hanya 15 km/jam.
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) telah menyetujui lima rute baru, termasuk rute Kota Wisata–Cawang. Sayangnya, rute ini belum dapat dioperasikan karena belum adanya surat dukungan dari pengelola kawasan perumahan. Padahal, keberadaan Transjabodetabek yang mendapat subsidi APBD DKI Jakarta akan sangat membantu warga berpenghasilan UMR untuk bertransportasi murah dan layak.
Hingga April 2025, sebanyak 29 kawasan perumahan di Bodetabek telah terlayani Transjabodetabek dan JR Connection. Dengan total 114 rute Transjabodetabek, 153 rute pengumpan, serta 65 rute JR Connection, layanan ini terus dikembangkan bersama 23 operator untuk menjangkau lebih banyak warga.
Pasal 24 ayat (2f) UU No. 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta juga telah mengatur pemberian subsidi layanan angkutan umum lintas Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi secara proporsional.
Transjabodetabek bukan sekadar alat transportasi, tapi wujud komitmen pemerintah dalam menghadirkan mobilitas yang adil, murah, dan inklusif bagi seluruh warga Bodetabek.***