Ojek Resmi di jalur Pendakian Gunung Rinjani: Keamanan dan Kenyamanan Wisatawan Terjamin

oleh
oleh



investigasimabes.com


,


Mataram


– BTNGR menyetujui aplikasi dari dua grup penyedia layanan ojek motor yang beroperasi sampai ke Pos II untuk mendukung para pendaki. Sebelumnya, tindakan ojek dalam rute pendakian telah terjadi.
Rinjani
berlangsung tanpa izin resmi.

Kepala BTNGR Yarman melalui sambungan telpon pada hari Rabu, tanggal 9 April 2025, menyampaikan bahwa pengajuan izin tersebut telah dilakukan. “Pengurusan perizinannya sedang berlangsung,” ungkap Yarman lewat sambungan telepon, Rabu, 9 April 2025.

Dua grup ojek yang telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan lisensi operasional adalah Grup Ojek Sajang serta Grup Ojek Bawaq Nao. Kedua kelompok tersebut mencakup total sebanyak 125 anggota. Yarman menyatakan bahwa praktik ojek hingga saat ini masih dilakukan tanpa adanya persetujuan resmi. Dia menambahkan, “Sebab aktifitas ini terjadi di area terlarang, demi menjaga keamanan dan kenyamanan umum, kami menganjurkan mereka agar membentuk suatu perizinan, sehingga dapat diperoleh pengaturan yang lebih baik.” Begitu penuturan dari Yarman.

Jalur Khusus Ojek

Untuk tidak mengganggu kenyamanan para pendaki yang sedang mendaki, Yarman menyebut bahwa timnya akan menciptakan rute tersendiri bagi penyedia layanan ojek. Dia menambahkan, “Kami tengah mencari solusi dan merencanakan agar mereka menggunakan jalur spesial sehingga tidak mengganggu pendaki lain.” Kata Yarman seperti itu.

Rahmat Jayadi, salah satu pendaki
Gunung Rinjani
, menyatakan setuju terhadap ide regulasi layanan ojek oleh TNGR melalui pemberian lisensi. Menurut Jayadi, adanya jasa ojek sangat bermanfaat untuk para pendaki yang sudah tidak lagi dalam usia muda. “Saat masih remaja memang kuat,” kata dia.
ndak
“Saya pernah menggunakan jasa ojek hanya sebanyak dua kali pada kedua pendakian terakhir itu,” ungkap Jayadi.

Membantu Pendaki yang Butuh

Menurut Jayadi, kehadiran ojek juga dapat mendukung berbagai macamaktivitas di jalan.
pendakian
Seperti memindahkan sampah atau menolong seorang pendaki yang terkena musibah. Meskipun begitu, ia pun mengakui bahwa adanya jasa ojek tersebut merusak ketenangan bagi pendaki lainnya. Dia menjelaskan, “Coba bayangkan para pendaki petualang, mereka berjalan kaki sambil membawa beban berat, kemudian mendadak ada ojek yang ingin melewatinya.” Begitulah kata Jayadi.

Jayadi dengan senang hati mendukung jika layanan ojek dikelola secara lebih teratur dan dialokasikan ruang tersendiri, katanya, “Ini termasuk juga aturan untuk knalpot mereka, sehingga penggunaan knalpot berbunyi keras seperti Bronx dapat dihindari karena benar-benar ganggu.”

Layanan ojek untuk pendaki Gunung Rinjani sebelumnya hanya tersedia di jalur pendakian Sembalun. Layanan tersebut mencakup rute dari gerbang awal sampai Pos II, serta rute kembali dari Pos II menuju gerbang keluar bagi mereka yang sedang menuruni gunung. Dengan menggunakan layanan ojek ini, perjalanan yang biasanya memakan waktu 4 jam dapat diperpendek menjadi hanya 15 menit saja. Biaya untuk menggunakan jasa ojek itu sendiri berkisar antara Rp 150-200 ribu.

Related Posts