investigasimabes.com
Insiden mengejutkan terjadi di Serang, Banten. Pria berinisial M (23) diduga sebagai pelaku setelah membunuh kekasihnya SA (19), yang tengah mengandung.
Bukan hanya merenggut nyawa pacarnya, ternyata Mulyana juga dijumpai membongkar jasad si korban menjadi berbagai potongan. Tindakan sadis tersebut menimbulkan spekulasi kalau penjahat itu mungkin punya sifat psikopat. Apalagi, sesama kawannya menyebut tingkah laku mencurigakan dari Mulyana ketika berkunjung ke kediaman sang korban.
Menurut Tribun Banten pada hari Rabu (23/4/2025), perbuatan pembunuhan oleh Mulyana ternyata telah dipersiapkan sebelumnya. Polisi menyebut bahwa dia bahkan tidak segan-segan untuk memotong kepala, tangan, dan kakinya serta membuka tubuh si korban demi mendapatkan organ-organ tersebut. Selanjutnya, semua sisa-sisa jasad itu dikemas ke dalam beberapa karung dan dibuang di suatu tempat yang terletak kurang lebih 300 meter dari titik penyerahan akhir.
“Maka tersangka ini telah merencanakan pembunuhan yang dilakukannya,” ungkap Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Yudha Satria.
“Mulai dari undangan pertemuan sampai dia dibawa ke perkebunan karet dan pada akhirnya ditempatkan dalam kondisi terpotong-potong,” tambahnya.
Yudha menambahkan bahwa mereka akan menjalankan tes psikologis guna memverifikasi status mental sang pelaku. Petunjuk yang bisa membawa pada dugaan tentang kemungkinan adanya sifat psikopati dari individu tersebut dapat terungkap setelah proses penilaian selesai dilaksanakan.
“Setelah ada penilaian psikologis, segalanya akan menjadi jelas. Kami akan mengevaluasi kondisi mentalnya guna menyatakan semua hal,” tutup Yudha.
Sempat Datangi Rumah Korban
Tindakan mencurigakan Mulyana ternyata terlihat oleh teman dekat si korban. Saat itu, Mulyana pernah mengunjungi rumah sang korban yang sebenarnya telah menjadi korbannya sendiri.
Menurut laporan Surya Malang, Nurfi yang merupakan teman dekat korban mengatakan bahwa sebelum meninggal dunia, SA keluar dari rumah orangtuanya di Kecamatan Cinangka tanpa memberi kabar terlebih dahulu pada hari Minggu (13/4/2025).
Setelah meninggalkan tempat tinggalnya, sang korban tidak menyampaikan berita apa pun kepada keluarga dan kemudian lenyap tanpa jejak. Pada saat ia hilang, Mulyana pernah mampir ke kediaman SA.
Ternyata Mulyana di minta untuk pergi ke rumah oleh orangtua dari korbannya. Keluarga tersebut lalu bertanya tentang lokasi SA karena yang terakhir kalinya korban keluar bersama Mulyana. Namun, Mulyana berpura-pura tidak mengetahui tempat keberadaan korban.
“Maka keluarga meminta agar tersangka datang ke rumah mereka guna mengonfirmasi tentang keberadaan korbannya, sebab keluarga menyadari bahwa yang terakhir kali melihat korban adalah Mulyana,” jelas Nurfi.
Pada hari Jumat tanggal 18 April 2024, keluarga akhirnya menerima kabar bahwa SA telah ditemukan meninggal dunia dengan luka-luka menusuk di Kecamatan Gunung Sari, Serang.
“Saya segera menghubungi teman saya yang tinggal di dekat tempat penemuan jenazah dan akhirnya kita mengecek semua cirinya. Setelah itu, keluarga menyatakan bahwa mayat tersebut merupakan anggota keluarga mereka,” ujar Nurfi kembali.
Ketika petugas kepolisian datang ke rumah Mulyan, dirinya pun mengaku telah melakukan tindakan tersebut, menyatakan bahwa mayat yang ditemukan di Gunung Sari adalah milik SA dan dia juga mengakui perbuatan biadabnya itu.
“Di sinilah kami terkejut, tiba-tiba tersangka menyatakan dirinya sebagai pembunyah,” jelas Nurfi.
Pernah Ikut Acara Televisi Swasta
Menurut informasi dari Tribunnews.com, Mulyana sebenarnya telah berpartisipasi dalam sebuah acara televisi swasta. Di unggahan YouTube milik TRANS7 OFFICIAL yang dirilis delapan tahun yang lalu atau lebih spesifik tanggal 7 September 2016, Mulyana dikenal sebagai Si Pedagang Opak dalam acara bertajuk ‘Orang Pinggiran’.
Cerita tentang Mulyana yang hidup tanpa mendapat cinta dan kasih sayang ibunya. Orang tuanya memutuskan untuk cerai ketika dia masih berumur dua tahun, sehingga dirinya diasuh oleh kakek-neneknya yang cukup keras dalam memberikan pendidikan.
Kakeknya menawarkan produk opak, sementara Mulyana membantunya dalam proses penjualan. Penghasilan sehari-hari keduanya berada di rentang antara 20.000 rupiah sampai dengan 30.000 rupiah, uang itu dipergunakan untuk pembelian beras.
Di samping menolong neneknya dalam usaha jualan opak, Mulyana pun ditugaskan untuk merawat kerbau milik tetangganya. Dia mendapat bayaran sebesar Rp2.000 untuk menjagai lebih dari sepuluh kerbau itu.
Dalam periode tersebut, Mulyana menyatakan rasa sedihnya akibat kepergian Ibunya, tetapi dia bersikeras bahwa dirinya tunduk dan pasrah untuk melanjutkan hidup tanpanya. Ternyata, air mata di usia anak-anak itu telah beralih menjadi tingkah laku kasar Mulyana kepada pacarnya. Saat ini, Mulyana yang telah mencapai umur 23 tahun, setelah merasakan pengalaman dalam hal percintaan, malah harus bertemu dengan nasib tragis berkaitan kematian. (*)