InvestigasiMabes.com l Pati — Adanya pemberitaan beberapa minggu yang lalu mengenai Study Tour yang dilaksanakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Wilayah Timur Pati tepatnya di Kecamatan Juana harus ada evaluasi di dunia pendidikan Kabupaten Pati, terutama wisata atau study tour yang diadakan oleh sekolah sekolah di Kabupaten Pati, terutama yang di laksanakan berhari hari, supaya hal ini tak terulang lagi di dunia pendididkan Kabupaten Pati.
Kenapa harus di evaluasi, ini dii karenakan adanya peserta yang melakukan perbuatan yang melanggar asusila yang terjadi dalam bus, tapi tidak di ketahui oleh beberapa guru yang juga saat kejadian itu ada dalam satu bus, yang ikut serta dalam kegiatan itu.
Apalagi yang melakukan hal tak senonoh itu di lakukan oleh seorang “TL” ( Tour Leader) itu sendiri.
Saat di temui awak media, beberapa siswa dari Sekolah Menengah Negri di kecamatan Juana itu, menceritakan, “saat perjalanan ke Bali, inisial “Adt” menghampiri para siswa dan sengaja duduk di bangku para siswa pelajar, padahal bangku itu hanya untuk dua orang,
Karena merasa terganggu Bunga ( bukan nama asli ) mendorong Adt agar tidak duduk di tempat duduk yang sudah di tempatinya., tapi Adt tetap bersikukuh duduk di tempat itu dan mengatakan, ” Saya nyaman di sini k” ( dalam Bahasa Indonesia)
Kegaduhan yang bersumber dari seorang TL saat di dalam bus bukan hanya sampai di situ saia, diceritakan dari beberapa siswa, dengan segala sendau gurau dan tipu muslihatnya Adt saat di dalam bus juga merayu para siswa pelajar SMP ini, untuk mau mengerokinya dengan dalih ia masuk angin.
Para siswa yang di situpun tidak ada yang mau, tapi karena rasa iba dan kasian Bunga akhirnya mengerokinya. Karena anggapan Bunga, Adt adalah penjaga an pembimbing mereka saat tiba di Bali nanti.
Dari beberapa kejadian baik saling dorong sebuah tempat duduk dan sampai minta kerokan tentu tidak butuh waktu satu atau dua detik, sudah pasti butuh beberapa menit.
Mengapa para guru pengawas yang dalam satu bus itu tidak ada yang tahu.
Jelas para guru itu tidak akan tahu, karena dalam keterangan para siswa, guru guru atau pengajar yang ikut dalam satu bus itu, duduk di bangku barisan depan, sedang di bangku belakang tak ada satu orang gurupun.
Dengan para guru duduk di barisan bangku depan, apakah ini yang di sebut ” PENGAWASAN “. (21/2/2024). (BuRi).