Keuangan Pintar: Hindari Uang Melar Tanpa Kabar!

oleh
oleh

Halo teman-teman, mari kita diskusikan hal sepele namun akhirnya membuat kita menyesal—yaitu literasi keuangan! Jangan khawatir dulu dan bayangkan ini sebagai pembicaraan tentang pengeluaran saja ya. Ini tidak serumit serial Korea kesukaan kalian kok.

Bayangin kamu dapet gaji bulanan. Tapi sebelum akhir bulan, saldo di rekening kayak laut pasang surut: kering. Kamu jadi langganan indomie goreng di minggu terakhir. Padahal, masalah ini seringkali bukan soal gajimu kurang, tapi karena keuanganmu yang kurang “melek”. Nah, disinilah literasi keuangan masuk sebagai pahlawan super tanpa jubah!

Ayo Kenali Dahulu Literasi Keuangannya

Berdasarkan Penjelasan Pulungan (2017) pada studi di kota , pemahaman tentang manajemen keuangan dapat dibandingkan dengan penggunaan Google Maps untuk perjalanan finansial pribadi. Jika seseorang memahami bagaimana mengatur uang mereka, membuat rancangan belanja dan berinvestasi, maka hal ini akan membantu mencapai target keuangannya tanpa terjerembab dalam lubang hutang. Dalam konteks Kota Medan, kesadaran masyarakat seputar masalah tersebut hanya sedikit lebih baik dari dasar saja; tidak sepenuhnya awam namun juga jauh dari profesionalisme. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi bagi beberapa rumah tangga menjadi mandek.

Namun jangan khawatir, ini bukanlah suatu masalah yang tak dapat diatasi. Dengan mempelajari hal-hal secara perlahan-lahan, kita mampu merombak kebiasaan berbelanja impulsif menjadi pilihan keuangan yang bijaksana.

Belanja Impulsif vs Belanja Cerdas: Mana Pilihanmu?

Siapakah di antara kalian yang kerap tergiur dengan penawaran “Beli 2 Dapat 1”? Kau tidak sendiri lho. Hal ini umumnya disebabkan oleh dorongan emosi, bukannya keperluan.

Hasil penelitian oleh Krisnawati (2019) di kota menyatakan bahwa individu yang memahami tentang financial literacy cenderung membuat keputusan investasi dengan lebih baik daripada mereka yang minim pemahaman keuangan. Oleh karena itu, jika Anda kerap khawatir terhadap seperti “penipuan investasi” yang semakin marak, bisa jadi sudah waktunya untuk mulai meningkatkan literasi keuangan Anda.

Berikut cara agar tidak mudah goyah niatnya. Sebelum membelanjakan uang, tanyalah pada diri Anda sendiri:

Ini termasuk kebutuhan atau sekedar keinginan? Kalau tidak membelinya saat ini, apakah akan merugi banyak? Apakah uang yang tersedia masih mencukupi untuk membayar tagihan listrik dan angsuran?

Terkadang, hasilnya membuat kita berpikir ulang sebelum menyelesaikan pembelian di troli e-commerce.

Pengaruh Keuangan: dari Kantong Perorangan hingga Ekonomi Negara

Bonang (2019) dalam studinya di Mataram mencatat bahwa kondisi finansial keluarga yang baik memiliki dampak pada ekonomi . Jika setiap individu memahami bagaimana mengatur keuangannya dengan tepat, maka pengeluaran tidak akan melampaui batas, hutang perorangan akan berkurang, serta investasi keluarga dapat naik.

Sebagai contoh, Anda dapat memulai dengan membuat anggaran bulanan yang sederhana:

40% dari total pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dasar (misalnya makan, membayar tagihan, dan angsurannya), 30% dialokasikan untuk hiburan serta berbelanja, 20% disimpan atau diinvestasikan, sementara sisanya sebesar 10% digunakan sebagai dana darurat ataupun bantuan sosial.

Rahasianya terletak pada kedisiplinan. Jika mengalami kegagalan sebanyak dua kali, jangan langsung berhenti mencoba. Kehidupan tidak selalu semulus jalur luar toll.

Utang: Teman atau Musuh?

Siapakah di antara kalian yang sudah merasakan dilema seperti ini: ingin membeli sesuatu namun tabungan belum mencukupi? Penyelesaiannya mungkin dengan mengambil kredit! Namun berhati-hatilah, karena utang itu mirip seperti teman buruk, kalau tidak dikelola dengan baik dapat membuatmu terjerumus ke dalam masalah finansial yang tak ada habisnya.

Rochendi dan kawan-kawannya (2022) menggarisbawahi bahwa kurangnya pemahaman tentang finansial di antara masyarakat Indonesia membuat banyak orang mudah tersandera oleh hutang. Berdasarkan indeks literasi keuangan yang mencapai angka 37,72 dari skala 100, Indonesia masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangganya. Kendalanya adalah banyak individu cenderung memusatkan perhatian mereka pada kemampuan membayar angsuran saat ini tanpa memikirkan bagaimana cara merespons apabila suatu hari nanti timbul biaya tak terduga.

Oleh karena itu, sebelum Anda mengajukan peminjaman, ada baiknya mengecek beberapa aspek penting terlebih dahulu:

Apakah Anda sungguh-sungguh membutuhkannya? Mungkin pertimbangkan lagi jika hanya untuk menunjukkan status sosial. Apakah Anda bisa membayar dengan tepat pada waktunya? Hindari terkena dendanya karena akan semakin memberatkan keuangan. Adakah suku bunga pinjaman yang masuk akal? Jika tingkat bungan melebihi kritikan pedas di media sosial, ini adalah peringatan serius!

Jika Anda memahami financial literacy, maka Anda akan mengetahui bagaimana mengatur hutang secara cerdas serta terhindar dari pinjaman daring tidak bertanggung jawab yang bunga keduanya membuat pusing kepala.

Investasi: Jangan Hanya Mengikuti Arus

Baru-baru ini, setiap orang membicarakan tentang berinvestasi. Dari mulai saham, kripto, hingga dana terkelola, termasuk juga jenis investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Namun, sebagaimana disebut dalam peribahasa itu, “Jangan taro semua telurmu di satu keranjang.” Jadi jangan sembarangan mengikutinya tanpa memahami risiko-risikonya.

Menurut Krisnawati pada tahun 2019, pemahaman keuangan yang tepat dapat mendukung warga Kota Bandung dalam menentukan jenis investasi yang cocok serta sesuai dengan keperluannya. Akan tetapi, kondisi umum yang kerap ditemui justru merupakan fenomena FOMO atau rasa takut tertinggal. Sebagai contoh, begitu melihat teman menggemborkan hasil labanya dari bermain saham, banyak orang kemudian turut serta tanpa melakukan penelitian sebelumnya. Akibatnya? Modal tersebut menjadi tersumbat dan sulit diambil kembali.

Tips simpel buat investasi:

Pahami alat-alat investasi: Kenali perbedaan antara saham, reksadana, dan deposito. Setiap memiliki tingkat risiko sendiri-sendiri. Diversifikasi: Hindari meletakkan seluruh dana dalam satu aset saja. Fokus pada masa depan yang lebih lama: Investasi adalah sebuah marathon, bukan sprint. Oleh karena itu, kesabaran menjadi hal utamanya.

Yang tidak kalah penting, hindarilah penawaran investasi yang terlihat seperti “terlalu baik untuk menjadi kenyataan”. Jika seseorang menjanjikan keuntungan 100% dalam satu bulan, lebih baik Anda menjauhi tawaran tersebut sebisa mungkin. Kemungkinannya besar itu adalah perangkap atau skema Ponzi berkedok investasi sah.

Financial Literacy untuk Generasi Z dan Milenial

Pemuda saat ini memiliki akses ke jumlah informasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun demikian, pengetahuan tentang manajemen finansial tidak secara otomatis bertambah. Banyak orang cenderung mempertimbangkan hal-hal seperti “mau kemana untuk makan akhir pekan nanti,” bukannya merencanakan masa depan mereka misalnya dengan pertanyaan “berapa dana simpananku dalam lima tahun mendatang?”

Cara menyenangkan untuk mempelajari literasi keuangan bisa melalui berbagai postingan di media sosial. Banyak akun pendidikan keuangan memberikan saran-saran yang mudah dipraktekkan dan relevan dengan situasimu saat ini. Tetapi perlu diingat, pastiin selalu cek kembali info-info tersebut sebelum menggunakannya. Hindarilah terlalu percaya pada tip “mengirit pengeluaran” tanpa pertimbangan matang karena hal itu bisa membuatmu hanya makan mi instan tiap harinya saja.

Memahami literasi keuangan mencakup mengenali manfaat tabungan dan investasi sejak usia muda. Mulailah dengan langkah sederhana terlebih dahulu.

Pisahkan 10-20% dana setiap bulan untuk disimpan dalam tabungan atau diinvestasikan. Hindarilah utang gaya hidup mewah. Jika Anda tidak dapat membelinya pada saat ini, artinya waktu yang tepat untuk memilikinya belum datang. Pelajari kiat manajemen keuangan dari mereka yang telah berhasil. Manfaat Literasi Keuangannya? Kehidupan Akan Menjadi Lebih dan Rencana Masa Depan akan Sangat Tersusun dengan Baik.

Bayangkan jika Anda telah mengerti bagaimana mengatur keuangan, tidak akan ada lagi cerita “masa akhir bulan” atau “tabungan tiba-tiba habis”. Sebagaimana dijelaskan oleh Bonang pada tahun 2019, memiliki pemahaman keuangan yang baik membantu dalam merancang perencanaan ekonomi rumah tangga yang stabil. Singkatnya, ini memberikan Anda kontrol total terhadap kondisi finansial Anda.

Berikut beberapa manfaat dari pengetahuan keuangan yang penting untuk diketahui:

Bisa Menabung dengan Konsisten

Menabung seperti halnya memiliki payung saat hujan turun. Apabila terjadi biaya tak terduga — misal motormu rusak secara mendadak atau kamu menerima undangan menikah yang tidak disangka-sangka — maka Anda tidak perlu khawatir berlebihan.

Siap Menghadapi Masa Depan Lebih Baik

Dengan merancangkan manajemen keuangan dengan baik, Anda dapat mengejar sasaran penting seperti membeli properti, mendidik anak-anak, hingga pensiun lebih awal. Hal-hal tersebut tidak akan hanya menjadi khayalan asalkan Anda paham cara mengelola pendapatan Anda.

Terhindar dari Masalah Utang

Hutang memang sesekali diperlukan, namun jika terlalu sering berhutang, ini bisa menjadi indikator adanya masalah. Melalui pendidikan keuangan, Anda dapat mengenali kapan sebaiknya meminjam uang dan kapan harus bersabar.

Makin Yakin Menyongsong Resiko Keuangan

Apakah kamu paham bagaimana mengatasi inflasi, menentukan polis asuransi, atau malahan menjaga kekayaanmu dari ancaman tak terduga?

Ayo, Tingkatkan Literasi Keuanganmu!

Menambah pengetahuan keuangan tidak perlu selalu sulit. Anda dapat memulainya dengan langkah-langkah sederhana, misalnya dengan membaca buku atau artikel seputar keungan, ikut serta dalam workshop finansial, ataupun menggunakan software manajemen uang.

Di samping itu, undang pula sahabat dan kerabatmu untuk turut serta dalam proses pembelajaran ini. Sebagai contoh, ciptakan forum diskusi finansial mini di antara kalian atau tukar pengalaman tentang cara hidup secara lebih bijaksana. Pendidikan keuangan sebenarnya mencakup aspek tidak hanya bagaimana merawat duit Anda tetapi juga mewujudkan rutinitas positif yang akan memberi dampak baik pada masa depan.

Kesimpulan: Jangan Membiarkan Uang Menguasaimu!

Hidup tanpa pengetahuan tentang keuangan dasar ibarat mengemudi tanpa mengetahui rute perjalanan. Anda bisa saja akhirnya mencapai destinasi, namun berpotensi tersesat terlebih dahulu atau bahkan kehabisan bahan bakar di tengah jalur. Oleh karena itu, mari kita mulai saat ini juga dan menjadikan pemahaman keuangan sebagai elemen dalam pola hidup kami!

Anda tidak harus menjadi seorang profesional finansial untuk dapat mengatur uang secara efektif. Hal terpenting adalah memahami keperluan Anda, menyusun sebuah rencana, serta melaksanakan semuanya dengan kedisiplinan. Melalui pengetahuan keuangan yang cukup, Anda bisa berbelanja tanpa merasa bersalah, melakukan investasi tanpa khawatir rugi, dan menjalani hidup bebas dari masalah hutang. Siapakah di antara kita yang tak ingin hal tersebut?

Maukah kamu menjadi bagian dari generasi yang pintar dalam hal keuangan? Ayo kita mulai!

Referensi:

Pulungan, D. R. (2017). Kemahiran dalam Haluan Keuangan serta Imbasannya kepada Tingkah Laku Finansial Penduduk Kota Medan. Ekonomikawan: Majalah Sains Ekonomi dan Kajian Pembangunan, 17(1), 56-61. Krisnawati, A. (2019). Penelitian tentang Hubungan antara Penguasaan Konsep Keuangan dengan Putuskan untuk Berinvestasi pada Warganya yang ada di Kota Bandung. Almana: Buletin Manajemen dan Usaha, 3(2), 301-312. Rochendi, Tedi, dkk. “Keperluan akan Kemahiran dalam Haluan Keuangam bagi Orang Awam.” Kompleksitas, vol. 11, no. 1, 30 Juni 2022, hlm. 27-35. Bonang, D. (2019). Akibat dari Memahami Konsep Keuangan terhadap Merancangkan Anggaran Rumah Tangga di Kota Mataram. J-EBIS (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), 155-165.

Related Posts