investigasimabes.com
– Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan tegas mengutuk perbuatan Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Berdasarkan data paling baru, jumlah korban jiwa akibat serangan dari kelompok itu di Yahukimo, Papua Pegunungan telah meningkat menjadi 15 orang.
Kapuspen TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengungkapkan bahwa KKB terdiri dari kelompok yang tidak ragu untuk melakukan tindakan kekerasan. Mereka sengaja menyerang warga biasa dan membunuh mereka. Selanjutnya, mereka salah tuduh para korbannya sebagai anggota TNI atau Polri.
Peristiwa tersebut turut melibatkan pembantaian puluhan penambang emas di Yahukimo. Berdasarkan laporan dari Kristomei, para korban hanyalah warga biasa yang tengah menambang emas. Kelompok Kekerasan dan Kejahatan (KKB) menghabisi nyawa mereka dengan sadis. Informasi awal menyebutkan adanya 11 orang tewas, namun jumlah jenasah yang berhasil dievakui saat ini telah meningkat menjadi 15 orang.
Oleh karena itu, Kristomei mengungkapkan bahwa organisasinya menentang tindakan tersebut. Ia menjelaskan bahwa KKB sudah melaksanakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan kekejaman terhadap umat manusia, sekaligus membantah laporan palsu yang mendeskripsikan para korban sebagai tentara TNI.
“Penyebaran propaganda oleh KKB beserta pendukungnya, yang mengklaim para korban sebagai prajurit TNI, adalah usaha pemutarbalikan fakta untuk mendapatkan legitimasi atas perbuatan kekerasan mereka. Seharusnya, yang jadi korban adalah warga sipil tidak berdosa,” ungkapnya saat memberi keterangan pada jurnalis di Jakarta.
TNI menyatakan bahwa tindakan KKB yang kejam tak bisa diterima. Sekarang, TNI sedang bekerja sama dengan petugas penegak hukum untuk mengejar para tersangka, mengembalikan ketertiban, dan memastikan keselamatan semua penduduk di Yahukimo.
“Angkatan Militer Nasional tetap akan berada di samping rakyat untuk mempertahankan ketentraman bangsa dan tidak akan mengizinkan segala jenis tindakan kekerasan terhadap warga biasa,” tambahnya.
Menurut catatan Mabes TNI, KKB baru-baru ini melancarkan serangan dengan metode yang mirip. Serangan tersebut menargetkan guru serta petugas kesehatan. Setelahnya, mereka mengklaim bahwa guru-guru dan pegawai kesehatan tersebut merupakan anggota TNI-Polri.
Peristiwa tersebut terjadi tanggal 21 Maret 2025 di Distrik Anggruk. Pada waktu itu, KKB yang dipimpin oleh Elkius Kobak melakukan serangan terhadap guru-guru dan petugas kesehatan yang beroperasi di daerah perbatasan. Dampak dari tindakan brutal ini adalah satu orang meninggal, enam lainnya mengalami cedera, serta gedung sekolah dan tempat tinggal beberapa guru hangus diluluhlantahkan api. Total ada 42 individu yang selamat dan kemudian dievakuasi menuju Jayapura dengan bantuan TNI.