investigasimabes.com
,
Jakarta
– Polres Kota Malang telah melanjutkan tindakan berdasarkan laporan dari kelompok pembimbing hukum para korban.
pelecehan seksual
Di Rumah Sakit Persada, dituduh telah terjadi tindakan oleh dokter bernama awal A.Y.P. Korbannya pun langsung mengadu dan melapor kepada pihak Polresta Malang pada hari Jumat sore tanggal 18 April 2025.
“Hari ini, unit PPA berencana menghubungi para saksi yang memiliki informasi terkait dengan kejadian tindakan kriminal tersebut,” jelas Kepala Seksi Humas Polresta Malang Kota Ipda Yudi Risdyanto dalam wawancara dengan media pada hari Sabtu, tanggal 19 April 2025.
Pemeriksaan terhadap saksi dilaksanakan sesudah penyidik dari Unit PPA mengecek laporan yang diajukan pada hari Jumat, tanggal 18 April 2025. Laporan tersebut datang dari seorang selebriti Instagram berasal dari Serang, Banten, namun ia tinggal di Bandung, Jawa Barat.
Pelapor tiba langsung dari Bandung dengan dibarengi oleh salah satu anggota keluarga. Proses pelaporan ke Sentra Pelayanan Kepolisan Terpadu (SPKY) Polresta Malang dan penyusunan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) memakan waktu mulai petugas sore sampai pukul 9 malam Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB).
“Pemeriksaan kemarin memakan waktu cukup panjang akibat pemeriksaan mendalam yang dilaksanakan oleh Unit PPA, termasuk upaya mencari bukti fisik yang menguatkan bahwa tindakan pelecehan benar-benar terjadi pada korban,” jelas Yudi.
Menurut Yudi, pihak kepolisian juga meminta agar para korban lainnya segera datang memberi keterangan. Permohonan ini disampaikan setelah adanya rujukan dari pengacara penuntut yang menyebutkan bahwa terdapat tiga wanita lebih yang diyakininya menjadi sasaran pelecehan seksual oleh sang dokter dalam konteks serupa tapi berbeda waktu dan tempat insiden tersebut terjadi, meski tetap di lokasi fasilitas medis yang sama.
“Bila ternyata informasi yang disampaikan oleh pengacara korban benar, kita akan menerima laporannya dan menginvestigasi lebih lanjut,” ujar dia.
Yudi menegaskan bahwa Unit PPA sangat menghargai dan mementingkan kesejahteraan emosional para korban. Mereka bersedia menyediakan dukungan mental serta jasa ahli dari psikiater secara professional.
“Kami pasti akan menyediakan dukungan dari dokter spesialis jiwa bagi para korban jika mereka mengalami trauma terkait insiden itu. Saat ini kita masih dalam tahap penyelidikan,” jelas Yudi.
Jumat lalu, kelompok pengacara korban dipimpin oleh Satria Manda Adi Marwan dari firma hukum Satria Marwan & Partners Malang, mengajukan laporan polisi terhadap dokter AYP kepada Kepolisian Resort Kota Malang karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap klien mereka di Rumah Sakit Persada pada akhir September 2022.
Satria menyampaikan juga adanya tiga korban lain yang diduga dicabuli oleh dokter dan di rumah sakit yang sama pada waktu tahun kejadian yang berbeda.
Hari ini, kita menerima laporan bahwa terdapat sebanyak 4 kasus kekerasan seksual (KS), yang melibatkan juga salah satu klien kami. Diantara mereka, tiga korban lainnya adalah
speak up
“(buka suara) lewat klien kami via akun media sosial,” ujar Satria.
Menurut pernyataan dari kliennya, Satria mengungkapkan bahwa ada tiga korban yang dituduhkan sebagai pelecehan seksual dilakukan oleh seorang dokter yang sama. Lokasinya adalah di sebuah rumah sakit yang identik, hanya berbeda pada hari, tanggal, dan waktu terjadanya.
Kami tak dapat menyebutkan identitas ketiganya. Namun, cara mereka hampir serupa, yakni para korbannya dimintai untuk menuliskan nomor telepon, kemudian dihubungi oleh pihak yang diduga sebagai dokter tersebut sampai terjadi sesuatu.
chat
secara intens seperti
ngajak nonton bareng
,
flirting
(menggoda),
chat-chat spam
begitulah,” kata Satria.
Kepada
Tempo
, Satria menyebut ada dua korban
pencabulan
Merupakan seorang siswa kedokteran. Yang lainnya adalah mantan pasien. Dari kelompok tersebut, salah satu individunya berkeinginan untuk bertemu dengan Satria dan teman-temannya. Dia bersedia secara aktif mendukung para korban yang ada di sana.
Insiden itu menjadi terkenal setelah penderita membagikan kisahnya selama perawatan di Rumah Sakit Persada pada tanggal 26-27 September 2022 lewat akun Instagram-nya pada Selasa malam, 15 April 2023.
Akhirnya, dokter AYP dimutasi sementara oleh pengelola Rumah Sakit Persada dikarenakan diduga melanggar kode etik dan disiplin profesional dengan serius. Dia dilarang bertindak sebagai dokter di area Rumah Sakit Persada hingga penyelidikan internal lengkap diselesaikan oleh Subkomite Etika dan Disiplin Profesi Rumah Sakit Persada serta setelah penyelesaian kasus dalam tangan polisi.
Apabila dokter AYP ternyata juga melaksanakan tindak pidana kekerasan seksual atau TPKS, maka pihak manajemen Rumah Sakit Persada akan memecat dokter AYP dengan cara yang tak menyenangkan.