MAJENE, investigasimabes.com
– Masjid Nurul Azizil Hakim di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, menjadi pusat perhatian para tamu karena desainnya yang mengagumkan dan mirip dengan Ka’bah di Mekkah, Arab Saudi.
Berada di Jalan Rangas, Kelurahan Rangas Timur, Kecamatan Banggae, mesjid ini sudah menjelma sebagai destinasi pariwisata keagamaan favorit yang sering dikunjungi oleh wisatawan dari seluruh penjuru.
Menurut Firdaus, seorang pengawas masjid, konstruksi Masjid Nurul Azizil Hakim bermula pada November 2020 dan diluncurkan secara resmi pada bulan Agustus tahun berikutnya.
“Desain luar masjid ini berupa bangunan berbentuk kubus yang berwarna hitam, serupa dengan titik fokus utama bagi jemaah Muslim,” katanya pada hari Rabu, 12 Maret 2025.
Ada replika dari kiswah dan batu hitam.
Eksterior masjid tersebut mendekorasi kaligrafi bersinar ketika tertimpa cahaya matahari, sementara itu replika kiswa dan Hajar Aswad diletakkan di suatu sudut dalam masjid.
Masjid tersebut berukuran mirip dengan Kabah dengan panjang sekitar 12 meter, lebar 9 meter, dan ketinggian mencapai 5,2 meter.
Di bagian dalamnya, masjid tersebut dikelilingi oleh lapisan kayu yang hiasannya berupa kaligrafis cantik, sedangkan lampu gantung yang tergantung memberikan sentuhan mewah pada desain interior-nya.
Firdaus menyatakan bahwa ide untuk membangun masjid tersebut terinspirasi setelah seorang pendiriannya kembali dari melaksanakan ibadah haji di Arab Saudi.
Berdasarkan kisah yang ia sampaikan, sesudah menunaikan ibadah haji, dia merasa bahwa tampilan berbentuk Ka’bah jauh lebih baik. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa banyak bangunan serupa Ka’bah tersebar di beberapa wilayah namun kurang tepat.
full
Jadi yang membangun ini mencobanya terlebih dahulu untuk membangun.
full
Dan berikut pula syukur Alhamdulillah,” ujar Firdaus.
Sejak pembukaannya, masjid ini sudah menjadi destinasi pariwisata keagamaan di Majene.
Firdaus mengatakan bahwa masjid tersebut sering dikunjungi oleh penduduk lokal dan pengikut majelis taklim dari berbagai daerah di luar Majene, meliputi Mamuju, Pasangkayu, serta beberapa tempat yang jauh di luar Sulawesi Barat seperti Sidrap, Pare-pare, Makassar, dan juga sampai ke Kalimantan.
Banyak tamu yang berkunjung dengan tujuan untuk mencicipi perasaan ada di dalam Ka’bah, dan bagi mereka yang telah menunaikan ibadah haji, kedatangan ini membawa kembali kenangan tentang saat-saat mereka di sana.
“Selain itu, ada pula orang-orang yang sesaat setelah tiba di tempat ini memiliki kesempatan untuk menjalankan ibadah haji,” jelasnya.
Masjid Nurul Azizil Hakim juga kerap dipakai sebagai lokasi manasik haji untuk para calon jamaah haji berasal dari Majene.
Tiap tahun, para peserta haji yang akan berangkat mendapatkan pelatihan di masjid ini guna mensimulasikan ibadah haji di Mekkah.
Pada bulan Ramadhan, masjid tersebut berfungsi sebagai lokasi bagi aktivitas-aktivitas Islam semacam kajian dan ceramah yang ditujukan untuk anak-anak.
Di sekitar waktu berbuka puasa, banyak penduduk yang datang untuk menghabiskan waktu menunggu magrib sambil memotret diri dengan keluarganya.